Industri Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Bersiap Hadapi The New Normal

YOGYAKARTA (golali.com) - Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY menyiapkan berbagai standar dan fasilitas kebersihan, kesehatan serta keamanan di destinasi wisata guna menghadapi kondisi "The New Normal" dalam industri pariwisata di DIY. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang peduli pada kebersihan, kesehatan dan keamanan di destinasi wisata.
Berbagai langkah yang dilakukan Dinas untuk menghadapi "The New Normal" di antaranya pembersihan, perbaikan fasilitas, penambahan fasilitas kebersihan, penyedian fasilitas cuci tangan, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui pelatihan online (meliputi marketing, visitor manajemen, dan pemanduan), penyusunan standar operasional prosedur (SOP) protokol kebersihan, kesehatan, keamanan untuk akomodasi, restoran, transportasi, destinasi dan event, serta sosialisasi dan uji coba SOP protokol kebersihan, kesehatan dan keamanan. Pelaksanaan persiapan ini dilakukan pada industri pariwisata DIY yang meliputi hotel, restoran, transportasi, pemandu, dan destinasi wisata.
"Sebagai contoh di hotel pada saat wisatawan menginap, prosedur apa saja yang harus diikuti pengecekan suhu badan, penggunaan masker, penanganan kamar setelah tamu check out, dan sebagainya, termasuk transportasi, daya tampung mobil menyesuaikan protokol physical distancing, penyediaan handsanitizer, dan lain-lain," terang Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo dalam rilisnya baru-baru ini.
Singgih menjelaskan Dinas Pariwisata DIY pun menyiapkan berbagai infomasi bagi publik terakait pariwisata DIY menghadapi The New Normal, melalui konten video yang berisi serangkaian kegiatan kesiapan di destinasi dan desa wisata serta cara industri pariwisata mendemonstrasikan keseriusan dalam menyiapkan higiene dan sanitasi dengan serius. Untuk mendukung The New Normal dalam industri pariwisata, Pemerintah Daerah (Pemda) DIY pun memasang wastafel di 50 destinasi dan desa wisata, yang dikerjakan melalui pola padat karya yang melibatkan masyarakat di destinasi dan desa wisata.
"Secara prinsip pada saat ini kami membantu bagaimana destinasi dan pelaku usaha pariwisata untuk dapat menjalankan aktivitas tanpa terganggu dan meyakinkan wisatawan memperoleh jasa dan pelayanan sesuai dengan yang diharapkan.
Berkaitan dengan kapan dibukanya destinasi wisata di DIY tentunya akan memperhatikan kesiapan dari destinasi maupun SDM. Melihat situasi kondisi perkembangan Covid-19 serta setelah mendapat rekomendasi dari Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 DIY," pungkas Singgih.