Langkah Asep Ramdani, Bantu Murid Keterbatasan Belajar Daring

Langkah Asep Ramdani, Bantu Murid Keterbatasan Belajar Daring
Dok Humas Pemkot Bandung

 

BANDUNG (golali.com) - Pandemi Covid-19 mengubah berbagai sektor kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan. Sejak wabah ini masuk ke Tanah Air pada Maret 2020 lalu, pemerintah mengeluarkan kebijakan dalam bidang pendidikan yakni belajar dari rumah atau pembelajaran jarak jauh (PJJ), guna memutus penyebaran penyakit yang berasal dari virus corona di lingkungan sekolah. 

Sayangnya, proses PJJ ini tak semudah yang dibayangkan terutama untuk siswa yang memiliki keterbatasan dalam akses teknologi, sebagai media untuk PJJ yang menggunakan sistem dalam jaringan (daring). Di antaranya seperti yang terjadi pada beberapa murid di SMPN 59 Bandung, untuk itu Asep Ramdani selaku Kepala Sekolah SMP yang berlokasi di Jalan Cicabe Kelurahan Jatihandap, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung ini turun tangan mengajak guru di sekolah tersebut menggelar pembelajaran luar jaringan (luring) dengan mendatangi setiap tempat tinggal murid yang tidak mampu belajar daring.

 

 

"Saya berpikir bahwa semua siswa itu harus dilayani. Saya itu sebagai guru sekaligus pemimpin sekolah ini harus melayani, memberikan pelayanan dalam hal pembelajaran. Oleh sebab itu kita data siswa yang tidak memiliki gawai, kita beri layanan luring, kita buatkan modulnya dan (diajari secara) individu, tidak dikelompokkan," cerita Asep dalam rilis Humas Pemkot Bandung yang diterima golali.com, Rabu (12/8/2020).

Asep mendata ada 16 murid yang tidak memiliki akses daring, dengan rincian 
Kelas VII terdiri dari 14 murid dan kelas VIII ada dua murid. Untuk itu Asep membagi murid ke dalam tiga kelompok. Kelompok A terdiri dari murid yang memiliki perangkat lengkap yakni gawai, aplikasi, dan jaringan memadai. Pada kelompok ini, para guru memberlakukan pembelajaran secara daring.

Sementara Kelompok B terdiri dari murid yang memiliki gawai namun dengan aplikasi terbatas, biasanya hanya WhatsApp. Kepada mereka, guru memberikan materi dan pengajaran melalui WhatsApp. Sedangkan kelompok C adalah murid yang sama sekali tidak memiliki perangkat sehingga menghadapi kendala dalam mengakses materi pembelajaran. 

Selain memberikan modul, pada saat mengunjungi siswa, Asep dan para guru juga memberikan bantuan alat tulis untuk menunjang pembelajaran. Asep pun membantu para siswa Rawan Melanjutkan Pendidikan (RMP), untuk menerima bantuan lain dari pemerintah. 

Meskipun telah menjabat sebagai kepala sekolah, Asep tetap turun tangan untuk mendampingi para guru melakukan pembelajaran luring. Asep merasa harus mendukungan langsung kepada guru dan para muridnya dalam melaksanakan pembelajaran di tengah pandemi ini.
Asep mengaku bisa mengetahui kondisi tiap-tiap muridnya. Mulai dari kondisi lingkungan, latar belakang keluarga, hingga motivasinya untuk belajar. Asep merasa puas jika orang tua dan siswa menjadi bahagia dengan kedatangan pihak sekolah.


"Ada kepuasan tersendiri terjadi. Ternyata siswa dan orang tua itu merasa bahagia ketika kita datangi, apalagi yang turun itu kepala sekolah. Kepala sekolah itu kan beda dengan guru jadi perhatiannya berbeda, jadi saya bisa ngobrol dengan siswa, dengan orang tua. Itu yang saya sangat puas," tutup Asep.