Langkah Dinkes Kota Bandung Cegah Gelombang Tiga Pandemi Covid-19

Langkah Dinkes Kota Bandung Cegah Gelombang Tiga Pandemi Covid-19
Virus Corona, pandemi Covid-19 gelombang tiga (Dok :Pixabay)

 

 

 

BANDUNG (Golali) - Guna mencegah kemungkinan terjadinya gelombang ketiga pandemi Covid-19 di Kota Bandung. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung terus melakukan berbagai antisipasi.

 

Hal tersebut dijabarkan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kota Bandung, Rosye Arosdiani dalam Bandung Menjawab di Balai Kota Bandung, Jalan Wastu Kencana Kota Bandung, Selasa 19 Oktober 2021.

 

 

 

1. Dengan tetap mempertahankan pola hidup yang berubah yaitu tetap menjalankan 5M. 

 

5M memiliki arti menjaga jarak, mencuci tangan, memakai masker, menjauhi kerumunan, dan mengikuti vaksinasi Covid-19.

 

2. Dinkes terus masif melakukan 3T atau testing, tracing dan treatment untuk pelacakan kasus kontak erat, termasuk melakukan surveylens lain seperti di sekolah.

 

Sebab, kata Rosye, sesuai dengan intruksi Kementrian Kesehatan, sekolah yang melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), maka 10 persennya harus dilakukan random sampling (test acak).

 

"Artinya dilakukan test Covid-19 di sekolah dari berbagai tingkatan secara random. Sampai hari kemarin (Senin, 18/10) kita sudah melakukan sampling kepada 1.512 warga sekolah mulai dari siswa dan guru," beber Rosye.

 

"Juga di puskesmas semua kasus ISPA dan lili. Artinya yang sakit batuk pilek dilakukan pemeriksaan rapid antigen maupun PCR, untuk memastikan Covid-19 atau bukan dan itu dilaksanakan di puskesmas," sambungnya..

 

3. Memeriksa Whole Genome Sequence (WGS) artinya untuk melacak apakah ada varian baru yang masuk.

 

Pengecekan dilakukan kepada WNI maupun WNA yang baru tiba dari luar negeri. Nantinya pada saat mereka tiba di bandara, petugas dari KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) akan melakukan testing ulang kemudian dikarantina selama 5-7 hari.

 

"Setelah karantina mereka harus PCR lagi. Kalau dia positif, samplenya dilakukan WGS untuk mencari ada varian baru. Karena kita khawatir ketika ada orang luar datang kesini," urainya..

 

Selain itu, Dinkes juga tetap melakukan pemeriksaan WGS jika ditemukan kasus yang mencurigakan. Misalnya di satu tempat tiba-tiba ditemukan 9 orang yang positif.

 

"Itu samplenya kita cek ulang, kemudian yang CT nya rendah dibawah 25 itu dilakukan WGS. Artinya ketika kasus sudah menurun juga tetap kita lakukan WGS," pungkasnya. (*/Golali)