Mengagumi Sejarah Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dari Plaza Ngasem
YOGYAKARTA (Golali.com) - Mengunjungi sebagian wilayah dari Kecamatan Kraton di Kota Yogyakarta. Saya menemukan beragam keistimewaan dari kota budaya ini.
Melancong ke kawasan ini, saya sengaja tidak mengunjungi objek wisata Taman Sari yang menjadi primadona dari destinasi wisata di kota gudeg, melainkan beberapa tempat yang berada di sekitar lokasi wisata tersebut.
Perjalanan kali ini saya mulai selepas salat Zuhur, berjalan kaki setelah turun dari Trans Jogja di Halte Ngabean menuju Plaza Ngasem di Jalan Polowijan, Kelurahan Patehan Kecamatan Kraton yang jarak kedua tempat itu mencapai sekitar satu kilometer.
Klik juga :
- Warna-warni Memikat Sydney Harbour Bridge
- Terpikat Pesona Khas Sydney Opera House
- Ini Destinasi Wisata Sekitar Balai Kota Bandung
- Taman Pasupati, Suasana Di bawah Fly Over Pasupati
Sesampainya di sana, saya bersantai di Plaza Ngasem. Sembari memerhatikan aktivitas pedagang dan pembeli di pasar tradisional, yang berada satu kompleks dengan amphitheater dan beberapa gazebo, yang digunakan untuk tempat berbagai pertunjukan di Plaza Ngasem.
Sayangnya saat saya ke sini, sedang tidak ada atraksi pertunjukan.
Sementara di sisi lain, saya melihat pemandangan bangunan tinggi. Ternyata bangunan tersebut merupakan reruntuhan Gedhong Kenanga. Dahulu bangunan ini merupakan tempat bersantai raja Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Gedhong Kenanga ini, bangunan yang berdiri di Pulo Kenanga atau Pulo Cemeti bagian dari kompleks Taman Sari.
Di masa lalu, pulau ini dikelilingi danau buatan. Wilayah danau buatan tersebut kini telah berubah menjadi kawasan permukiman penduduk, pasar, serta Plaza Ngasem.
Klik juga :
- Reak, Seni Tradisional dari Timur Bandung
- Badawang Rancaekek, Pertunjukan Boneka Besar Khas Sunda
- Rengkong, Kemeriahan Saat Panen Padi
Tips Mengunjungi Plaza Ngasem :
1. Jika ingin merasakan suasa Plaza Ngasem yang ramai sebaiknya cari tahu dahulu agenda event di tempat ini.
2. Apabila mau menikmati suasana pasar tradisional khas Yogyakarta sebaiknya datang pagi hari.
3. Untuk yang tidak terbiasa jalan kaki dengan jarak yang cukup jauh, dari Halte Ngabean bisa naik angkutan umum seperti becak bermesin sepeda motor maupun kendaraan berbasis aplikasi online.
4. Pilih waktu kunjungan di musim kemarau. (*/Golali.com)
Klik juga :
- Film Jomblo, Persahabatan dan Perubahan Status
- Anggi Novalga, Penata Musik Kisah Horor The Sacred Riana
- Mural Meriahkan HUT RI di Kawasan Cipamokolan
- Sinopsis Film Tilik, Gosip di Internet tidak Hanya Selebritis