Resensi Buku Learning 5.1, Mempersiapkan Diri Menghadapi Ketidakpastian
Judul Buku : Learning 5.1
Penulis : Alex Denni dan Triaji Prio Pratomo
Tebal : xxviii + 201 Halaman
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia
Cetakan : Keempat, Februari 2021
ISBN : 978-602-481-339-0
Buku Learning 5.1 karya Alex Denni dan Triaji Prio Pratomo, menjabarkan tentang pentingnya manusia untuk terus belajar dengan pola pikir kekinian dan berbagai strategi lainnya. Sehingga tidak tergilas zaman yang semakin cepat berubah.
Berbicara tentang perjalanan tahapan learning di dunia, saat ini warga dunia tengah berada dalam fase Learning 4.0 dan menuju Learning 5.0. Industri 5.0 memang belum sepenuhnya hadir.
Karakteristiknya memang telah banyak digambarkan sebagai industri yang didominasi pemanfaatan artificial intelligence (AI), yang mampu menggantikan peran manusia untuk berhubungan dengan manusia lain (humanoid). (Halaman 47)
Baca juga :
- Resensi Buku Psikologi Musik, Korelasi Manusia dan Seni Suara
- Resensi Buku Dewa Ruci : Bima Mencari Air Kehidupan
- Resensi Buku dari Penerbit Noura di Golali.com Sepanjang 2020
Hanya saja jika perubahan yang semakin cepat ini tidak kita sikapi dengan cepat, akan berimbas kepada ketidakmampuan kita mengatasi masalah. Hal ini disebabkan keterlambatan dalam belajar.
Learning ini berhubungan dengan perubahan dalam industri, di mana industri 0.0 menuju industri 1.0 membutuhkan waktu 100 tahun lebih. Selanjutnya dari 1.0 menuju 2.0 kurang dari 50 tahun, sementara dari 2.0 menuju 3.0 tak kurang dari 25 tahun. Nah dari 3.0 menuju 4.0 hanya 5 tahun. Kemungkinan 4.0 menuju 5.0 akan lebih singkat lagi.
Untuk itu, menurut kedua penulis buku best seller ini perlu melakukan terobosan dengan Learning 5.1. Learning 5.1 adalah upaya menembus batas, bahwa tidak ada yang tidak mungkin untuk dipelajari.
Terlebih lagi dengan makin luas dan makin tak terbatasnya akses ilmu pengetahuan di dunia maya. Berbagai ilmu, keterampilan, dan informasi penting lain mengenai nyaris segala hal kini tidak lagi susah dijangkau, karena telah tersedia lengkap di depan layar komputer atau smartphone masing-masing.
Di era yang cepat berubah seperti sekarang ini, pola pembelajaran harus segera berubah tidak seperti akhir-akhir ini, yang masih terpaku antara pengajar dengan peserta belajar. Salah satunya, tidak boleh lagi ada pola pikir perubahan saat ini hanya bisa diikuti kaum muda. Siap pun harus bisa beradaptasi dengan perubahan yang ada.
Seperti pada cerita Rusty Justice, mantan penambang batubara, merasa terpanggil untuk mencari jalan keluar bagi 8.000-an pengangguran eks-tambang batubara di Kentucky. Ia membuat program pelatihan “from miners to coders” untuk mengganti kompetensi para penambang yang sebagian besar sudah berumur untuk menjadi ahli pemograman komputer (coder).
Awalnya program ini diolok-olok akan gagal, namun sebaliknya para penambang yang terlanjur mengganggur termotivasi untuk tetap berpenghasilan karena memiliki tanggungan keluarga. Mereka mau belajar keras untuk tetap relevan. Hasilnya Rusty Justice makin besar dan diperhitungkan dan kini menjadi salah satu software house terdepan.
Cerita nyata Rusty Justice bisa jadi inspirasi kita semua. Usia bukanlah kendala, pengalaman masa lalu juga bukanlah hambatan. Jika keahlian lama rela dilepaskan dan dilandasi niat kuat, untuk mendapatkan keahlian baru. Saat ini telah muncul pemahaman baru, kini setiap orang dapat menjadi apapun selama ia mau dan tekun mempelajarinya.(Halaman 56-57)
Buku yang terbit pertama kali Maret 2020 ini, dilengkapi dengan contoh lainnya tentang learning 5.1 yang mudah dicerna para pembaca. Sehingga memberikan gambaran yang realistis dalam menghadapi masalah perubahan di era industri 4.0 maupun 5.0.
Kunci utamanya siapa pun harus berani untuk belajar dari berbagai hal, dengan mengubah pola pikir belajar hanya di kelas formal dengan pasif. Melainkan kita sendiri yang aktif belajar, secara formal maupun informal. Selamat membaca dan belajar.(*/Golali.com)