Taufiqul Rahman, Pemuda dari Bandung yang Ciptakan Sepeda Listrik Vector

Taufiqul Rahman, Pemuda dari Bandung yang Ciptakan Sepeda Listrik Vector
Taufiqul Rahman pencipta sepeda listrik Vector (Dok Humas Pemkot Bandung)

 

 

BANDUNG (Golali.com) – Orang kreatif dan inovatif tidak pernah menyia-nyiakan waktu, itu pula yang dilakukan Taufiqul Rahman. Pemuda berusia 19 tahun ini, mengisi waktu liburan kuliah dengan membuat sepeda listrik dengan nama Vector. 


Pria yang tercatat sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Fisika di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) ini, membuat sepeda listrik  hanya dalam 14 hari.

Semuanya dimulai dari nol berawal dari merakit sepeda dengan memanfaatkan berbagai barang bekas dalam membuat sepeda listrik dengan nama Vector tersebut. 

 

Baca juga : 


Bahan bekas  yang digunakan seperti frame sepeda dari besi yang dimanfaatkan kembali.


"Dua minggu itu mulai dari nol. Kerangka, kelistrikannya dan sistem, seperti software,"kata Taufiqul dikutip dari rilis Humas Pemkot Bandung, Rabu (17/3/2021).


Sepeda listik bernama Vector ini, memiliki kecepatan 60 km/ jam dengan kapasitas listrik mencapai 1.000 Watt. Isi ulang baterai cukup 2,5 jam yang langsung bisa digunakan kembali.


"Pengisian listrik sekitar 2,5 jam itu sudah full. Saya buat simpel. Di sepeda tinggal pasangkan kabel dan masukan ke sumber listrik," jelasnya.


Sepeda listrik yang masih dalam bentuk  prototype ini,  dilengkapi dengan fitur keamanan berteknologi canggih . Memiliki finger print, menggunakan kartu, remote, dan terkontrol mengunakan aplikasi di smartphone.


"Menerapkan fitur keamanan. Mulai dari finger print, kartu, remote dan terkontrol menggunakan smartphone di android juga IOS," ujar Taufiqul, warga Jalan Sariwates Kelurahan Antapani Kidul, Kecamatan Antapani Kota Bandung.  


Sejak SD 


Ketertarikan Taufiqul pada teknologi kelistrikan sudah dirasakan sejak dirinya duduk di kelas 4 Sekolah Dasar (SD), yang terus dikembangkan hingga sekarang. 


"Umur muda itu berkarya. Dimanfaatkan dengan baik, jangan menyesal diakhir. Karena waktu muda itu harus mengambil risiko untuk berinovasi menghasilkan karya," pungkas Taufiqul. (*/Golali.com)